Translate

Berpegang teguhlah pada Kesabaran


“Berpegang teguhlah pada Kesabaran*”
*oleh: Ben Ra Vika

ada yang nampak lebih baik hari ini. Tenang dan menenangkan. Jemari ini bisa lancar menari di atas simbol-simbol. Memainkan peran. Tidak lebih buruk dari yang lalu. Kini, kehidupan itu muncul kembali. Sebuah tawaran. Menggantikan yang lama. Meski hanya mata yang memandang. Seluruh anggota tubuh ini seakan ikut bergembira dalam lompatan-lompatan. Bersama hembusan nafas keinginan yang memburu. Beriring hari dan waktu yang terus melaju. Tidak adakah yang lebih baik dari ini. Baru. Ini menjadi asing bagi diriku. Keadaan yang tidak pernah aku rasakan sebelumya. Sungguh berbeda.
Jika angin bisa membawa menerbangkan semua ini. Lenyap. Tapi ini adalah nyata. Angin tak terlihat. Celetuk pikiran ini menawarkan. Dengan hati yang berharap. Kesabaran menjadi langka. Karena ia sesuatu yang mahal tak ternilai dengan materi apapun. Hatilah yang membuat. Hati ini yang menciptakannya menjadi begitu anggun. Tidak masalah rasa raga yang terluka. Sabar. Buah kesabaran adalah madu. Manis sekali. Ini mengingatkan pada perjalananku. Jauh dan berliku. Penuh penderitaan dan kesengsaraan. Tapi selalu ada hasil yang bisa didapatkan. Hasil yang besar. Buah dari sabar.
Besarnya gunung, tidak akan tahan bila isi dalam perutnya terus berontak. Lautan yang tenang tidak akan mampu menahan hentakan bumi yang mengguncang. Angin semilir  tidak bisa membebaskan dari lingkaran tornado. Hati yang sabar ini. Mampu mengalahkan segala macam kesombongan, kemurkaan dan reaksi alam. Lihatlah burung yang terbang. Sedikit sekali yang bisa ia bawa pulang. Hanya cukup sehari bagi keluarganya. Mereka sabar. Hari esok selalu menyediakan sesuatu yang baru bagi mereka. Lihatlah semut kecil. Musuh yang tersembunyi. Selalu mau menanti saat untuk keluar. Tidak akan mencari bila tidak ada yang pasti. Mereka memiliki kesabaran. Sabar yang tak terbatas harus ada pada diri ini.
                Ujian itu datang lagi, menghempas. Bertahan. Bisikan-bisikan sesat menghantui. Ku halau. Rintangan ini menghadang kembali. Akalku bisa mengatasi. Kemampun-kemampun ini dari mana diperoleh. Spontan. Tidak. Bukan reaksi tanpa sadar. Ada sistem pengendali dalam diri ini. Sebuah alat tercanggih yang tak dapat ditiru oleh siapapun. Bekerja tidak seperti mesin robot. Berjalan tanpa sadar. mengarungi alam pikiran dan hati. invisible. Aku tersadar. Manakala ia bekerja ini merupakan inti dari jati diri kita. Sekuat ia mengatasi serangan dalam diri, sekuat itu pulalah jati diri ini. Sabar. tidak ada yang bisa lebih kuat darinya. Tidak ada yang bisa lebih canggih darinya dan tidak ada suatu bentuk apapun yang dapat merutuhkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar