ROAD TO PADANG BESAR*
(*merupakan perbatasan negara
Thailand-Malyasia. Jalur strategis bagi masyarakat thailand-malaysia yang ingin
melakukan perjalanan secara aman.)
Awalnya hanya berniat untuk
mencoba. Sangat riskan untuk dilakukan berdua. Mengingat aku dan Irsyad*
(teman indo berasal dari Bogor) belum lah terlalu banyak menghafal jalur menuju
Padang Besar (ditulis: basa). Rutenya pun memiliki resiko bagi setiap pengemudi
asing. Terlalu sepi, menembus tengah hutan karet yang sangat rimbun. Meskipun,
jalan yang dilalui berkualitas jalan tol, tapi tetaplah keamanan menjadi tolak
ukurnya.
Langit mendung menaungi perjalanan
kita. Keluar dari hiruk pikuk kota Songkla, menuju rute tikus Padang Besar.
Pada awalnya langit masih berkompromi. Dia kibaskan mendung searah dengan jalur
perjalanan kita, tapi apa daya, ia pun tak mampu mencegah awan menurunkan
hujannya. Berhenti. Saat yang tepat untuk
rehat sejenak sambil mengisi perut kosong yang belum terisi selama awal
perjalanan.
Tidak banyak waktu yang dihabiskan
untuk menikmati santap siang di bawah guyuran hujan. Sekitar 15 menit rehat.
Hujan reda. Lanjut. Memasuki rute jalur tikus, kita agak kehilangan jejak
ingatan. Dengan keyakinan tidak salah mengambil arah, perjalanan pun terus
dilanjutkan. Jalur lurus nan sepi. Kanan kiri dipenuhi pepohonan karet yang
sudah memasuki usia senja. Menambah rimbunnya suasana jalan yang sepi. Aman.
Berulang kali bertanya kepada
masyarakat yang kita jumpai dengan satu pola kalimat yang sangat sederhana, “Pai
Padang Besar, Tinai?”.. dan jawaban panjang yang kita dengarkan, kita
akhirnya terus melanjutkan perjalanan. Hingga setelah tiga kali proses yang
sama, terbukalah jalur yang sebenernya. Pikiran pun menjadi cerah kembali.
“15Km Padang Besar”, tertulis di papan samping jalan, kita semakin semangat
memacu kembali roda dua yang kita tunggangi. Sampai.
Proses melakukan keluar masuk
Thailand-Malyasia-Thailand, lagi tidak terlalu memakan waktu lama. Kurang lebih
15 menit saja, hal ini sudah kita ketahui trik jitu untuk memudahkannya.
Selesai. Berlanjut memutari kota Padang Besar. Tidak banyak bangunin penting
yang bisa kita kunjungi. Namun satu papan bertuliskan “Padang ….” Dikuti dengan
bahasa thai, sudah cukup kita jadikan background untuk mengabadikan momen kita
sampai di kota ini dengan kendaraan roda dua.
Akhirnya, kita kembali. Dalam
waktu yang lebih singkat, karena kita sudah hafal dengan jalan yang sebenernya
untuk dilewati.
Hatyai, 26 Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar