*oleh: Ben Ra Vika
Sore itu aku diajak bapak memancing.
Jauh di ujung pedesaan. Sungai kecil mengalirkan air yang jernih. Payah sudah
aku berjalan. Bapakku cuman berkata “sebentar lagi sampai nak…”. Akupun semangat
melangkahkan kakiku mengiringi bapak. Akhirnya tibalah di hulu sungai. Bapak memasang
umpan dan segera menjatuhkan kail ke dalam sungai. Aku terheran dan termenung. Begitu
banyak ikan yang berenang di sungai dan kelihatan jelas. Jernih sekali air
sungai tersebut. Aku bertanya pada bapak “pak, kenapa tidak kita tangkapin pake
tangan saja ikan-ikannya?”. Aku bertanya karena dasar sungai tersebut tidaklah
dalam, akupun pasti tidak tenggelam jika terjun ke dalamnya. “biar saja nak,
kita pake pancing saja, kalau kita masuk ke sungai airnya tidak akan jernih
lagi dan tentu ikan-ikan itu akan pada kabur.”
Jawaban bapak itu sungguh
mengingatkanku kini. Kalimat yang sederhana dan penuh makna. Adakalanya ketika
kita hendak mencari dan mendapatkan sesuatu kita sering kali lupa dengan niat
yang kita tanamkan di awal. Niat yang harus selalu menjadi pedoman hidup baik
bagi kita dan juga orang lain. Memperoleh sesuatu tidak harus berarti mengorbankan
kehidupan orang lain. Mendapatkan tujuan harus senantiasa bersinergi dengan
kondisi kehidupan sekitar. Langkah-langkah ataupun cara harus disesuaikan agar
pencapain tujuan tidak menimbulkan air keruh di sekitar aliran sungai.
Kehidupan dengan kebebasan. Bebas
dalam kehidupan. Dua kalimat ini mengandung pengertian yang berbeda. Pertama,
bahwa kehidupan ini harus terbebas dari unsur-unsur yang memaksa. Bahwa saling
menghargai dan memahami merupakan aspek utama dalam kehidupan. Tidak mungkin
tercipta keharmonisan hidup tanpa dengan adanya unsur saling pengertian dan
memahami satu sama lain. Yang kedua, berarti bahwa bebas dalam kehidupan
merupakan perilaku sosial tak terkontrol. Di mana seseorang dengan hak
independensinya berusaha mendapatkan setiap keinginan untuk memperoleh tujuan. Dengan
cara ini, tujuan merupakan hal utama. Untuk mendaptkannya maka semua cara akan
dilakukan meskipun dengan mengorbankan kehidupan di sekitarnya.
Ikan yang bebas berenang dalam alian
sungai janganlah kita tangkap semuanya dengan mengeruhkan air sungai tersebut. Air
sungai yang kita keruhkan akan berimplikasi pada daerah aliran sungai tersebut
secara menyeluruh, mungkin bisa sampai ke hilir. Kekeruhan air akan menyebabkan
ikan-ikan menjadi mabuk, tidak tenang, kabur meninggalkan sanak saudaranya. Meninggalkan
kehidupannya yang tenang karena ingin menyelamatkan diri dan juga generasinya. Air
yang keruh tidak membutuhkan waktu singkat untuk dijadikan jernih kembali. Tentunya
melihat ini dengan bijak, kita akan menjadi tahu bahwa kebebasan tidak menjadi
cara pandang untuk membebaskan diri kita untuk membolehkan segala macam cara
dalam mencapai tujuan. Tujuan hidup.
*catatan
pagi ini, ketika teringat masa-masa kecil bersama bapak tercinta.